ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid

ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid - Hallo sahabat Hidup Sehat, Pada kali ini kita memberikan info menarik tentang kesehatan yang berjudul ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid, saya telah menyediakan artikel artikel menarik tenatang kesehatan tentunya mudah-mudahan isi postingan yang saya tulis ini dapat anda memberikan maanfaat bagi yang membacanya.

Tentang : ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid
Apa yang terjadi : ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid

lihat juga


ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid

Monohydroxybenzoid acid banyak ditemukan dalam ekstrak akar,kulit kayu,daun dan buah serta tersebar di banyak tanaman dan pepohonan,terutama pepohonan yang banyak mengandung glukosida dari metal salisilat dan salicyl alcohol.
Banyak sekali manfaat ataupun khasiat dari Monohydroxybenzoid acid,untuk itulah kenapa senyawa ini sangat penting untuk dipelajari.Diantara beberapa kegunaannya adalah sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamasi, antiseptik-disinfektan, anti-fungi, antiviral, agen keratolitik, pengawet makanan, anti-rematik dan berperan dalam pengobatan tbc.

Struktur Kimia
Asam hidroksi benzoat beserta turunannya
A= Asam salisilat, B=bentuk ester hidroksi, C=bentuk ester karboksil, D= bentuk ester karboksil p-hidroksi
Hidroksi benzoat mempunyai dua gugus penting, yaitu: -OH (hidroksi) dan –COOH (gugus karboksil)
Ditambah dengan adanya struktur benzen yang menjadikan kedua gugus asam ini dapat dipengaruhi oleh elektrofilik dari cincin benzene.

Pada gugus karboksil,dapat terjadi berbagai macam reaksi,diantaranya adalah:
Dekarboksilasi, berlaku hanya pada o-hydroksi dengan pemanasan perlahan. Reduksi alkohol, dengan bantuan katalis. Pembentukan garam, dalam kondisi basa berlebih atau adanya logam alkali.Asil halida, ditambah thionyl chloride dalam benzen yang mendidih.Amida, dehidrasi garam ammonium salisilat atau reaksi bentuk ester, asil halida atau anhidrida dengan amina atau ammonia. Ester, reaksikan gugusnya dengan alkohol dalam kondisi sedikit asam mineral.

Pada gugus hidroksil reaksi yang dapa terjadi diantaranya adalah:
Pembentukan garam, Eter, garam gugus hidroksi dapat dengan mudah bereaksi dengan alkil halida (sintesis eter Williamson).Ester, reaksi Schotten-Baumann, biasanya melibatkan asam klorida sebagai agen asilasi (atau dengan asam anhidrida). Reaksi terpenting adalah asetilasi asam salisilat dengan asam asetat anhidrida menghasilkan asam asetil salisilat. Gugus hidroksi terlalu lemah sebagai asam untuk dapat dititrasi langsung dengan basa kuat, lain halnya dengan gugus karboksil.Gugus phenol (hidroksi) bereaksi spesifik dengan ion ferri untuk membentuk senyawa berwarna (orto=ungu, meta=tdk berwarna, para=endapan kuning

Pada reaksi substitusi cincin. Karboksil = pengarah meta, sedangkan
Hidroksi = pengarah orto-para. Yang berperan hanya hidroksil karena gugus hidroksi akan mengaktivasi elektron pada cincin. Kemungkinan gugus tambahan akan masuk pada posisi 3 dan/atau 5 pada cincin asam salisilat

Contoh reaksi
Halogenasi dalam asam asetat glasial menghasilkan 5-halo-salicylic acid dan sedikit 3-halo-salicylic acid, 3,5-dihalosalicylic acid
Reaksi dengan asam nitrat dingin menghasilkan 5-nitrosalicylic acid
Sulfonasi dengan asam klorosulfonat pada 160oC menghasilkan 5-sulfosalicylic acid
Pada suhu 180oC, dengan asam klorosulfonat yang berlebih menghasilkan 3,5-disulfosalicylic acid

Penetapan Kadar
Asam Salisilat

1. Alkalimetri (FI III, hal. 57)
Lebih kurang 250 mg zat yang ditimbang seksama, larutkan dalam 15 ml etanol 95% P netral terhadap merah fenol LP (6,8-8,4) dan tambahkan 20 ml air. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator merah fenol.
1 ml NaOH 0,1 N @ 13,81 mg asam salisilat

2. Spektrofotometri UV (Clarke, 1969, p. 539)
E1%1cm (0,5 N H2SO4) l 302 nm = 259
E1%1cm (0,5 N NaOH) l 300 nm = 260

3. Spektrofotometri Vis (dengan mengguna-kan pereaksi Fe3+)




lanjutan spektro visibel
Asam salisilat ditambah pereaksi Fe3+ (biasanya Fe(NO3)3 atau FeCl3)


Dalam pH larutan 5-6
dan panjang gelombang
pembacaan (l) 525 nm
(Larutan berwarna ungu)
E1%1cm l 525 nm = 116










4. Bromometri
Prinsip: Brominasi pada senyawa fenol
Brom à mensubstitusi & mengoksidasi asam salisilat
Sisa Brom ditetapkan dengan pereaksi KI kemudian baku tiosulfat
Brom yang digunakan gas atau hasil reaksi

KBrO3 + 5KBr + 6HCl à 3Br2 + 6KCl + 3H2O



+ 3Br2 à + 3HBr + CO2


Br2 sisa + KI à I2 + KBr

I2 + Na2S2O3 à 2NaI + Na2S4O6

Dalam suasana asam iod
tidak bereaksi dengan


salisilat
Tapi suasana basa bereaksi
membentuk endapan merah
dari tetraiodoenkuinon
Namun pH harus terkontrol:
kebasaannya pada pH < 9


Demikianlah Artikel ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid

Sekian dari kami, mudah mudahan artikel ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid, bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan dari kami . salam Ayo Hidup Sehat !! .

Anda sedang membaca artikel ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid dan artikel ini url permalinknya adalah http://kesehatan168.blogspot.com/2008/05/analisis-farmasimonohydroxybenzoid-acid.html
Artikel Kesehatan Terbaru Lainnya kesehatan,ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid
Hidup sehat, sehat, sakit, penyakit,cara mengatasi, obat, kegunaan obat

0 Response to "ANALISIS FARMASI/Monohydroxybenzoid acid"

Posting Komentar